Sunday, December 1, 2013

Disambut Ribuan Bintang di Pulau Sempu

Bartno note



Kereta Matarmaja sudah menunggu kami di Stasiun Senen. Tepat jam 14:00 kami berdua menepati janji untuk bersama menuju kota Malang, Jawa Timur.

Lebih kurang 17 jam kami saling mengenal, dan di Stasiun Kota Baru Malang kami berpisah dengan Matarmaja, untuk memulai cerita kami yang baru menuju Pulau Sempu (Segara Anakan).

Dua mobil jenis Elf kami sewa untuk menemani kami ke Pantai Sendang Biru, sebagai titik tolak kami nantinya menuju Pulau Sempu.

Kurang dari tiga jam, kini kami berada di Sendang Biru yang juga sudah diramaikan oleh para wisatawan lain.

Deretan perahu nelayan di sini memiliki dua fungsi. Menangkap ikan dan mengantarkan para wisatawan menuju Pulau Sempu.

Izin dan informasi dari petugas setempat dan penduduk, membuat kami siap untuk menempuh trek yang biasanya memakan waktu 2-3 jam saja.

Cuaca terlihat bersahabat, kami pun telah siap dengan carier kami masing-masing.

Selepas turun dari perahu, kami mengabadikan sejenak wajah-wajah semangat petualang yang sudah tidak sabar melihat secara langsung keindahan Pulau Sempu yang sebelumnya hanya melalui cerita, foto, dan video di dunia maya.

Baru sepertiga jalan, cuaca tiba-tiba berubah. Petir sekali-kali memekik memberi tahu akan segera turun hujan.

Iya tak lama setelah itu, buliran air seukuran bulir beras turun, dan semakin lama semakin banyak saja dan semakin cepat.

Langkah kami pun menjadi merambat. Tanah berubah menjadi lumpur dan licin. Karang tajam menyembul dari bawah dan akar-akar seperti tusuk gigi, juga mulai unjuk gigi.

Sandal kami pun menjadi korban. Ia tertangkap oleh para penguasa lumpur. Kaki kami kalah kuat kala adu tarik dengan mereka. Rusaklah alas kaki kami. Dan kami tak punya tameng lagi untuk menghidar dari karang tajam dan akar seperti tusuk gigi.

Meski sudah meraba-raba dan perlahan-lahan menjejak, tapi karang dan akar yang menang jumlah berhasil menusuk kaki-kaki kami. Aw,,aduh,, ahh,,, wadaw,,, ssss,, keluh kami setiap mereka berhasil mengenai kaki-kaki kami.

Sudah hampir lima jam belum juga Pulau Sempu terlihat, dan gelap semakin pekat. Rasa was-was mulai menyelimuti, Apakah kami akan berhasil?

Kami berhenti sejenak dan mulai bermunajat kepada sang Pemilik Alam Semesta. Alhamdulillah, kami bertemu pihak penjaga yang sedang mencari sepasang wisatawan yang tersesat. Bimbingan arah dari mereka, membantu kami sampai di tujuan dengan selamat. Dan doa kami untuk wisatawan yang lain agar juga mendapat keselamatan sampai sini.

Dalam keadaan lelah dan terluka. Kami mendirikan tenda untuk tempat bermalam. Setelahnya, kami membersihkan diri yang diselimuti lumpur di pantai kecil Pulau Sempu.

Masih rasa sakit di kaki kami terasa. Luka perang dengan akar dan karang belum terobati. Namun alangkah kagetnya kami, setelah hujan berhenti menyambut kami, kini ribuan bintang di angkasa mengatakan "selamat malam". Senyum dan haru kami yang tak pernah melihat begitu banyaknya bintang di angkasa membuncah. Sehingga menghilangkan semua rasa negatif kami, dan yang terpikirkan betapa indahnya tuan rumah kami "Pulau Sempu".

Tapi sayang, tak satupun kamera kami berhasil mengabadikan bintang-bintang indah tersebut. Karena itu mata-mata kami tak pernah mau berhenti menangkap momen ini. "Indahnya."

Pagi pun tiba, sinar mentari menampakan wajah asli Pulau Sempu. Pantai kecil berombak baik, air jernih tempat bermain ikan-ikan kecil, mengudang kami untuk merasakan keramah-tamahannya. Dan di atas bukit karang sana, pandangan luas Samudra Hindia menambah satu lagi kekaguman kami. Dan ini seperti dua sisi berbeda, Pulau Sempu yang dibentengi tebing cuma memberikan sedikit peluang ombak Samudra Hindia masuk melalui celah-celah dindingnya. Kami seperti dilindungi dari ganasnya ombak-ombak Samudra Hinda.

Selepas siang kami pun pulang. Dan dalam hati, Terima Kasih ya Tuhan telah Kau pertemukan kami dengan tuan rumah seindah ini.

Saturday, September 28, 2013

Beruntung di Museum Taman Prasasti

Bartno note:



Pilihan menikmati liburan di Jakarta segudang banyaknya. Tapi kami berempat ingin kembali menikmati saat Sekolah Dasar dulu, berkunjung ke museum, sekaligus mengasah insting fotografi kami.

Pilihan pun jatuh ke Museum Taman Prasasti yang terletak di Jl. Tanah Abang no.1 Jakarta Pusat. Karena berdasarkan rekomendasi banyak teman, seringnya fotografer berkunjung ke sini untuk membuat cerita mereka masing-masing.

Pada hari Sabtu di pertengahan Maret 2013, sekitar pukul 11 siang kami tiba di Museum ini.

Dengan tiket masuk yang cukup murah yakni Rp5.000, kami diberi waktu hingga pukul tiga sore nanti. Karena memang jadwal buka museum ini dari pukul 9 pagi hingga 3 sore. Senin dan hari libur nasional, Museum Taman Prasasti libur.

Yap, memang banyak spot asyik untuk mengasah skill fotografi. Dan di sini beruntungnya, pada hari yang sama kebetulan ada beberapa fotografer lain yang lebih profesional karena adanya model yang diikutsertakan.

Pas! Sowan lah kami untuk ikut serta menangkap gaya si model cantik itu. Dan lebih enaknya lagi, mereka pun mengijinkan kami untuk memberikan arahan gaya kepada modelnya.
Beruntung kan!

So guys, jika budget memang sedang mepet berkunjung saja ke sini. Selain spot yang asyik untuk memotret, Anda pun bisa melihat secara langsung puluhan patung bergaya Eropa, dan siapa tahu Anda pun seberuntung kami.

Oh iya, prasasti memperingati perjuangan Soe Hok Gie juga ada di sini.

Saturday, September 7, 2013

Pulau Pari Bersuara Tokek





Belum lama ini saya dan enam sahabat saya berlibur menuju Pulau Pari yang masuk dalam bagian Kepulauan Seribu.

Merujuk dari namanya kayanya sih bakalan melihat Ikan Pari.

Tapi nyatanya setelah sampai di sana tak ada Ikan Pari yang bisa dilihat atau pun disantap.

Yang ada hanya sebuah monumen Ikan Pari sebagai penunjuk Pulau Pari.

Malah binatang yang kami temui ada Kepiting, Kucing dan raja di saat malam 'Tokek.'

Bunyi Tokek di malam hari seperti senandung musik yang meliputi Ibu Kota.



Terlepas dari itu semua, Pulau Pari memang memiliki daya tarik wisata yang keren. Sebut saja Pantai Pasir Perawannya yang jernih dan indah. 

Sedikit bermain angle foto, maka banyak orang tak menyangka bahwa saya berwisata di wilayah Jakarta.






Kami berangkat dari Muara Angke dan berlibur di sana selama dua hari satu malam. Tanpa menggunakan paket travel, saya pribadi menghabiskan biaya sekitar 250 ribu rupiah saja. 

Tapi kami di sana tidak melakukan snorkling dan bersepeda. Cukup dengan berkano ria dan menjelajah pulau dengan jalan kaki, sudah sangat menyenangkan.

Saya sendiri masih belum puas di sana. I will go there again! 

Thursday, August 1, 2013

Perpisahan Mengharukan

Bartno Note



Yesterday another separation ceremony. But now more sadden the before. Everyone has a crystal in their eyes.

Some of them can't hold the tears, some of them wanna still look tough.

At the end, we encourage each other for a better future.

Best memories and best friend to keep inside deep in my heart.

--------

Kemarin menjadi acara kumpul perpisahan lagi. Tapi kali ini lebih sedih dari sebelumnya. Setiap orang punya kristal di matanya.

Beberapa diantaranya tak dapat menahan air mata, dan lainnya masih ingin terlihat gagah.

Pada akhirnya, kami saling menyemangati untuk masa depan yang lebih baik.

Kenangan terindah dan teman terbaik yang pastinya tersimpan dalam lubuk hati terdalam.

---






Friday, May 31, 2013

Kisah Nomor Punggung David Beckham

Bartno note:



Butuh waktu dua hari bagi saya untuk menelusuri nomor punggung berapa saja yang pernah dikenakan salah satu idola saya, David Beckham yang telah memutuskan pensiun di akhir musim 2012-13.

Pada beberapa klub tempatnya bermain, Beckham tak hanya membuat dampak positif di lapangan tetapi juga memberikan dampak positif bagi keuangan klub melalui penjualan jerseynya yang mendominasi pasar.

Salah satu penjual Jersey di Madrid, Eugenio Martinez mengatakan, "Penjualan jersey Real Madrid merosot 20 persen dibanding era Beckham,' yang dilansir dari Bloomberg, Jumat (25/5).

Yuk intip nomor jersey apa saja yang pernah dikenakan bintang sepak bola kelahiran Leytonstone, London, 2 Mei 1975 ini dalam tim utama.

Jersey MU no.14 (1992-1993)
Debut David Beckham di tim utama Manchester United sebagai pengganti dalam pertandingan League Cup pada tanggal 23 September 1992. Ia cuma sekali bermain di musim ini. Saat itu Beckham menggunakan jersey bernomor punggung 14.

Kemudian Beckham kembali tampil di tim muda hingga musim 1993-94. Pada musim 1994-95, Beckham dipinjamkan MU ke Preston North End FC.

Jersey Preston North End FC. no.4 (1994-95)
Menggunakan nomor punggung empat, Beckham tampil gemilang di klub yang bermain di divisi tiga ini. Dari lima penampilannya ia mencetak dua gol, salah satu golnya dicetak dari sepak pojok.

Setelah dianggap cukup melatih penampilannya di tim utama, Beckham ditarik kembali Sir Alex Ferguson ke MU.

Jersey MU no.28 (1994-95)
Pada sisa musim ini, Beckham menggunakan jersey nomor 28. Ia tampil sebanyak 10 kali dengan tiga diantaranya sebagai cadangan. Satu gol dibuatnya pada musim ini.

Jersey MU no.24 (1995-96)
Lagi, Beckham berganti nomor punggung. Musim ini ia menggunakan nomor 24. Tapi kini penampilannya sebagai starter lebih dominan. Secara keseluruhan Beckham tampil 40 kali dengan delapan gol.

Jersey MU no.10 (1996-97)
Pada permulaan musim ini, Beckham dianugerahi nomor 10 yang biasanya dipakai salah satu bintang MU, Mark Hughes. 49 laga dilakoninya pada musim ini dengan 12 gol ditorehkannya.

Jersey timnas Inggris (1996-2009) dan MU (1997-2003) no.7
Pertama kali Beckham menggunakan nomor ini saat ia masuk timnas Inggris. Ketika itu The Three Lions melawan Moldova pada 1 September 1996, dan menang 3-0. Beckham membuat 115 penampilan dan 17 gol bersama timnas Inggris.

Karena pensiunnya bintang MU Eric Cantona yang bernomor punggung 7, Beckham pun mengambil alih nomor tersebut mulai musim 1997-98. Dan seperti tertular, Beckham berhasil membawa nomor 7 itu menjadi nomornya para bintang sepak bola. Selama menggunakan nomor 7, Beckham telah melakoni 294 laga dengan membuat 64 gol untuk United.

Jersey Real Madrid (2003-2007) dan L.A. Galaxy (2007-2012) no.23
Keputusannya pindah dari MU ke Real Madrid membawanya memegang nomor 23. Itu karena nomor trademarknya 7, digunakan kapten Real Madrid, Raul Gonzales. Pemilihan nomor 23, karena Beckham mengidolai Michael Jordan yang menggunakan nomor 23 saat bermain di Chicago Bulls. Selama di salah satu klub favorit warga Spanyol ini, Beckham mencetak 20 gol dalam 155 laganya.

Pindah ke L.A Galaxy Beckham juga memilih nomor 23. Selama di L.A. Galaxy, Beckham mencatatkan 118 partai dan 20 gol.

Jersey AC Milan no.32 (2009-2010)
Setelah akhir musim Major League Soccer (MLS) kompetisi sepak bola tertinggi Amerika, Beckham dipinjamkan ke AC Milan. Pinjaman pertama Januari 2009 - Juli 2009, pinjaman kedua Januari 2010 - Maret 2010. Karena nomor 7 dan 23 sudah digunakan pemain bintang Milan yakni, Alexandre Pato dan kapten Massimo Ambrosini, Beckham akhirnya memilih nomor 32 yang pernah dipakai mantan bintang Milan, Christian Vieri. 33 laga dan dua gol prestasi Beckham di AC Milan.

Jersey Paris Saint-Germain no.32 (2012-13)
Setelah berhasil turut membawa L.A. Galaxy juara MLS, Beckham memutuskan pindah ke PSG sebagai klub terakhirnya. Di sini, Beckham kembali menggunakan nomor 32, karena PSG dilatih Carlo Ancelotti dan direktur olahraga Leonardo yang juga pernah melatih Beckham saat dipinjamkan ke AC Milan. Lagi pula nomor 7 (Jeremy Menez), 10 (Zlatan Ibrahimovic), dan 23 (Gregory van der Wiel) sudah jadi milik pemain PSG. Bersama PSG, Beckham melakoni 13 laga dan turut membantu PSG juara Ligue 1 setelah absen 19 tahun.

Monday, April 22, 2013

Wonderful Rainbow

Bartno Note:



It's quite a long time, as I remembered to see a rainbow. I Think the last time I saw rainbow in my junior high school.

So, when I see it again at the end of last month, I feel excited.

Using my camera and smartphone, I immortalized the rainbow.

So beautifull. Thanks God.

Do you realize that, not just only the animal get marginalized, but rainbow too, concomitant increase of population and building.

Because, I see my new rainbow at Emeralda Golf Club, Depok, where there is no high building surround it.

So, have you seen a rainbow lately?

Monday, March 18, 2013

Berkenalan dengan Si Rambut Gembel


Bartno Note

Perjalanan ke Dieng, yg dimulai 17 feb 2013 sore pukul 17:00 dari St. Lebak Bulus. Berakhir di St. Mendolan Wonosobo pukul 3:30 Pagi.

Ini yang paling khas. Usai menonton tayangan kisah Dieng di Dieng Plateu Theater, kami bertemu dengan anak kelas satu SD yg manis bernama Nita. Ia adalah salah satu dari tiga anak di Dieng yg berambut gembel, sepengetahuan Bapaknya.
 





Kata bapaknya, rambut gembel terbagi menjadi tiga:
1. Gembel lurus, di mana bentuk gembelnya terpencar-pencar.
2. Gembel kepang, dimana bentuk rambut gembelnya seperti di kepang.
3. Gembel konde, dimana bentuk rambut gembelnya spt konde ibu-ibu berkebaya.



Nah si Nita ini termasuk dalam Gembel kepang. Yang spesial dari Nita adalah; rambut gembelnya bersih (tidak kutuan, gatal, dan penyebab masalah rambut lainnya), diantara rambut gembelnya ada bentuk yang menyerupai Monyet (bisa dilihat di gambar). Dan bentuk gembel kepangnya pun mirip keris Jawa.

Menurut cerita bapaknya, rambut gembel Nita terjadi, setelah Nita menderita panas tinggi yg cukup susah disembuhkan, dan ia sembuh ketika rambut gembelnya terbentuk.

Pernah, saat main di sekolahan, rambut Nita digunting temannya. Nita pun kembali sakit dan juga kembali sembuh setelah terbentuk lagi rambut gembelnya.

Rambut gimbalnya baru boleh digunting setelah orangtuanya mampu memenuhi keinginan Nita. Dan keinginan sebenarnya akan diketahui apabila orangtuanya menanyakan hal apa keinginannya seketika ia bangun tidur. Kata-kata yang terucap pertama itulah keinginan Nita sebenarnya.

Hal, terjadinya anak berambut gembel ini bermula, ketika seorang Kyai menitipkan akan adanya anak berambut gembel kepada warga Dieng.

Menurut bapaknya lagi Nita pernah dikunjungi Presiden SBY, digendong putri Indonesia, dan diwawancara salah satu stasiun Tv Nasional.

Pernah waktu itu, ia akan diwawancara anak kuliah untuk menyelesaikan skripsinya, tapi karena Nita lagi ga mood, jadinya ga bisa deh.

Sama dengan saat kedatangan kami waktu itu, Nita sedang tak moody, karena menrut Bapaknya, saat anaknya sedang main, ia ajak utk bertemu kami.

Jadilah ia tak mau kami foto atau berfoto bersama. Nita akan bilang 'moh' jika kami bilang 'foto ya'.

Saya pun mencuri-curi kesempatan mengambil fotonya. Saat ketahuan, Nita memencet sembarang kamera saya, berusaha utk menghapusnya. Tapi Nita tak tahu caranya.

Kata Bapaknya, ia harus dirayu. Teman ku merayunya dengan trik yg lucu. Mulutnya dapat digoyang-goyangkan seolah ditarik benang gaib oleh tangannya. Tapi tak juga berhasil.

Kata Bapaknya lagi, bila dengan Wanita ia mudah dirayu. Suatu kelemahan kami, karena diantara kami berenam, tak ada kaum hawanya.

Mmm, tapi tetap pengalaman pertama, sangat menyenangkan. :)

Sunday, March 3, 2013

Java Jazz Impression

Bartno note:




Meski cuma kebagian sehari nonton Java Jazz 2013, tetap sangat berkesan. Selalu aja ada yang beda setiap tahunnya.

First one that impress me adalah D'Masiv Jazz Project.

Meskipun baru pertama kali, Rian dan kawan-kawan berhasil bikin seluruh ruangan joget, nyanyi bareng dan apalah yang bikin ceria malam itu.

Sayangnya, saya cuma kebagian empat musik terakhir. Namun sebuah tos dari Rian bikin malam saya tambah bersemangat.

You know, I sang a long those four song. :)

Sedikit kritik buat penyelenggara Java Jazz, special show yang mereka tampilkan bahkan kalah dengan jumlah pengunjung show biasa. Jadi saya rasa untuk tahun depan perlu dipilah-pilih dengan matang lagi.

Semoga tahun depan they impress me again.






Sunday, February 24, 2013

Gathering A.C.I

Bartno note:



Saya rasa ini gathering kedua yang saya ikuti.

Kali ini diselenggarakan oleh salah satu mal terbesar di Indonesia.

Ada lomba adu tulisan mengenai Aku Cinta Indonesia (A.C.I).

Ternyata karya ku kalah oleh peserta lain. Tak apa lah, paling tidak bisa untuk menambah isi kisah-kisah ku ini.

"Tak ada yang seperti ini, Lempar kayu jadi tanaman.
Setiap senyuman memberi ketenangan.
Ribuan pantai, ribuan gunung tenangkan pikiran.
Beribu budaya disatukan dalam negara kesatuan.

Ini tempat tinggal saya, yang saya cinta hingga menutup mata.
I love Indonesia."

Note: Itu foto tim Rampak Gendang

Wednesday, February 20, 2013

My Addiction

Bartno Note:





It's almost a year about my first travel to camping and mountaineering.

I never tought it gonna be addicted. But this is a positive one.

Just a slight memory that still attached in my head, about my first adventure last year.

Precisely it happend in 17 to 20 Mei 2012.

It's all begin in Stasiun Senen, when we all together at 16 Mei. At that time I only knew one person, but in the end we are like one big family (20 people).

Our spirit so high when we arrived at Malang. But then when we are just only need to walking trough the path to get to Sempu Island, everything changed.

Big pour rain, make the path so slippy. Some time we fall, some time we cut our feet by the coral. Plus cold, the holiday become frightened.

Two of my friend getting chilly and dizzy. But somehow, we mannage to support each other, so we finally can see the beatiful island with hundred of stars above.

It's feel like old proverb "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang di tepian. Bersakit-sakit dahulu, Bersenang-senang kemudian."

Then the next holiday day, it's fun, it's nice and it's more laugh. Even, at Bromo the weather is very cold.

In this picture, that's our team.

This adventure mad me a new person, a new goal to travel around Indonesia and the world.




Monday, January 28, 2013

Banjir Jakarta




Bartno Note:

Banjir siklus lima tahunan Jakarta datang agak telat, seharusnya terjadi di 2012. Mungkin karena itulah dampaknya kini jauh lebih besar.

Seolah alam lebih bersatu untuk kembali mengingatkan manusia bahwa alam penting untuk dijaga!

Sekitar lebih-kurang seminggu, baru banjir mulai mereda. Tapi menurut laporan badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di akhir Januari ini, hujan kembali akan turun lebat.

Perhatian dari Gubernur baru Jakarta, Jokowi yang turun langsung melihat para korban merupakan sesuatu yang jarang dilakukan para pejabat di negeri ini.

Rencananya, Jokowi akan membuat deep tunnel dan merelokasi para penghuni di pinggiran kali Ciliwung. Setiap tahunnya akan ada 8-12 titik banjir yang akan dilenyapkan, dari sekitar 62 titik rawan banjir.

--

Melalui penelusuran langsung di hari Minggu (3 hari setelah banjir besar datang), saya mengunjungi daerah Daan Mogot dan Tubagus Angke.

Para pengungsi ada yang menjadikan Halte Trans Jakarta sebagai tempat tinggal sementara, membangun tenda jelang fly over Pesing, dan posko-posko di bawah jembatan serta di pinggir jalan besar.

Jakarta seperti bukan kota Metropolitan. Ditambah tumpukan sampah di kali-kalinya. Jakarta tampak Musam.

Tapi untungnya tidak di wajah-wajah bocah Jakarta. Mereka senang bermain air, libur sekolah, dan kemping-kempingan..

Bencana ini juga membuat warga Jakarta lebih bersatu dan saling membantu.

Lihat kan, selalu ada hikmah di balik semua peristiwa..



Sunday, January 13, 2013

Lautan Manusia Tahun Baru 2013


Bartno Note::


Selamat Tahun Baru 2013. Agak telat memang, tapi tak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu kan?

Walaupun sekarang menjelang pertengahan bulan Januari 2013. Tapi saya yakin semangat tahun baru kita masih tinggi.

Dan saya rasa juga, kayanya masih oke lah membahas acara tahun baru kemarin.

Saya tak tahu bagaimana cerita Anda? Tapi pasti Anda ingin membuat suatu momen yang seru kan?

Seperti halnya saya yang berusaha mencari tempat itu.

Akhirnya terpilihlah Bunderan HI yang sekaligus menjadi malam Car Free Night (CFN) pertama di Ibu Kota tercinta Jakarta.

Macet, pasti. Beruntung si roda dua yang aku bawa tidak ngambek. Sampai tujuan dengan selamat, dan dapat parkir yang cukup enak.

Ternyata macet tak hanya untuk kendaraan. Orang-orang pun terjebak macet. Tapi bisa dikatakan ramai lancar.

Kembang api yang sudah mencuat sejak tadi, masih terus mengajak rekan-rekannya unjuk gigi.

23.30, saya yang berusaha merangsek ke tengah Bundaran HI dengan maksud melihat panggung utama, dimana nanti Gubernur baru Jokowi akan memukul gong tanda pergantian tahun, terjebak dalam lautan manusia.

Yap, saya tepat berada dalam apitan gedung Plaza Indonesia di kiri dan Hotel Indonesia di kanan, bersama dengan orang-orang yang baru pertama kali saya lihat.

Entah karena hujan atau apa yang membuat banyak orang yang sudah berada di dalam Bundaran HI memutuskan balik melalui arah saya masuk, meskipun puncak acara 24:00 belum dimulai.

Sementara masih banyak warga Jakarta yang penasaran untuk melihat seremonial ini dan tak pernah berhenti untuk terus maju ke panggung utama.

Seperti yang dapat Anda bayangkan. Kami semua beradu badan untuk saling lewat. Yang tak kuat silahkan pingsan dan anak-anak diungsikan. Beruntung emosi masih bisa ditahan. Cuma teriakan "Woi jangan dorong-dorongan dong!"

Akhirnya terpaksa menikmati detik baru di tahun baru di tengah himpitan manusia-manusia penasaran. Petasan di angkasa, menghentikan langkah kami sementara. Setelah itu berjinjit-jinjit lagi keluar dan masuk.

Acara ini memang niat baik dari Gubernur baru. Tapi sayang koordinasi keamanan dan ketertiban tidak berjalan dengan baik.

Sepertinya bagi orang-orang yang merasakan desak-desakan itu, akan berpikir dua kali untuk datang ke acara ini tahun depan.

Walau bagaimana pun, itu pengalaman yang seru! Semoga di tahun ini, akan selalu seru dalam hidup ku, Anda dan semua mahluk di bumi ini.

:)

Music

Berselancar